Sabtu, 05 Oktober 2019

Orang Lama

Sumber:
culturacolectiva.com/photography/sad-girl-photography-sorrow-despair-beauty

Itu bukan yang muncul di pikiran kalian ketika muncul notifikasi yang mengindikasikan dalang di balik blog ini menghirup udara juga di tanah yang sama-sama kalian pijak.

Oh, lihat. Setelah sembilan tahun berlalu aku masih tetap anak perempuan yang suka menulis dengan alur yang bertele-tele. Aku pensaran, apa kalian masih perlu sedikit rangkuman tentang apa yang akan aku sampaikan?

Baiklah, aku anggap mendengar kata 'ya' :

"Aku merasa kesepian dan kebetulan ingat sama blog ini sebagai sarana penumpahan uneg-uneg."

Gitu aja, sih, sebenarnya.

Ralat, itu bukan sebenarnya. Masih banyak beragam hal yang ingin kuceritakan di sini tapi, entahlah teknologi yang merubah jaman atau jaman yang merubah teknologi? Aku lebih suka beranggapan manusialah yang berubah, apapun yang terjadi. Bagiku, keberadaan kita sebagai manusia seringnya membawa petaka satu sama lain. Entah kita kurang paham atau bagaimana, tetap saja kita mendapat rasa nyaman, aman, dan bahagia di antara sedikit satu sama lain, dan seringnya itu hanya sekejap dan tak lebih hanya pengisi ekspektasi. Tahu kok tidak semuanya pura-pura atau terpaksa. Ini masalah pandangan dan durasi saja. Tapi, yang pasti, semua perasaan yang kita alami merubah arah seluruh dunia, bahkan meski dalam hitungan jarak alam semesta tidak ada artinya.

Mulai lagi.

Sejujurnya aku malas merinci satu atau lebih tentang kehidupan personalku seperti dulu di blog. Fungsinya bagiku sudah berubah. Orang-orang menyimak penderitaan orang lain dan berespon baik hanya karena orang yang bagi mereka hebat melakukannya. Beda jika mayoritas menanggap itu sesuatu yang patut ditertawakan, maka yang ada adalah akhir yang tidak baik bagi penyampai.

Kembali ke tahun 2009, ada interaksi di antara tulisan-tulisan yang rutin saling kita tunggu tiap akhir pekan. Tapi kalo sekarang, rasanya tidak memuaskan, justru lebih banyak beban yang ditemui, biasanya. Aku ada di tempat atau waktu yang salah? Aku harap saja begitu. Intinya, aku kangen dengan komunitas blogspot sebelum era sosial media di smartphone.

Rabu, 02 Januari 2019

365 Hari Telah Berlalu

Sumber: 
http://trekearth.com/gallery/Asia/Japan/Tohoku/Aomori/Misawa/photo188796.htm

Bocah yang dulu sudah ilang.
Iya, bocah yang dulu selalu bikin terjemahan lagu anime, review buku, atau asal-asalan ngetik tentang kejadian hidupnya itu kini raib.
Kemana?
Hilang dimakan usia :)
.
.
.
Mohon maaf teman-teman, intro-nya harus seperti itu. Hahaha, kalian kaget nggak? Kaget dong, aku senang kalo ada yang kaget, secara dramatis, dibuat-buat juga nggak masalah. Kalian yang malu ini wkwk.

Tau, tau, tahun 2018 kemarin aku nggak menulis sama sekali di blog ini. Punya selingkuhan. Iya, lebih sayang sama blog sebelah karena total anonim, jadi mau posting yang super depressing konten juga nggak akan kena judge.

Ah, judgement, ya. 

Rasanya hidup ada yang kurang kalo tanpa dinilai orang, baik atau buruk. Tapi, hidup tanpanya rasanya utopia yang terlalu indah. Nikmati saja, wankawan!

Jangan lupa bahagia, terutama di tahun 2019 ini. Ribut sana-sini karena berbagai hal, pemilihan capres (#2019IceBearForPresident) , musibah yang menimpa saudara-saudara di belahan lain Indonesia dan sekitarnya, dan skripsi yang tak kunjung beres bagi mahasiswa tingkat akhir. Sehat selalu bagi siapapun yang memabca tulisan di blog ini. Doaku tulus meski post ini hanya untuk meregangkan jari di awal tahun.

See you!

.
.
.

Bocah itu kini telah ditemukan.
Tertidur di balik kepolosan, ketulusan, dan warna putih.
Sementara usia semakin mendung.
Sebelum lelap dia bergumam,
"Manusia aneh. Mereka benci jadi orang dewasa, tapi tidak terus jadi anak-anak?"