Embun menari bersama kerlingan jahat
Berdansa tempo sunyi
Musik mendayu di balkon penuh tabu
Tak terungkap
Gerimis menangisi kisah
Porselen yang malang dengan coreng di wajah
Retakan yang nyaris menganga
Tanpa mereka sadari
Kabut berbisik pada tembok
"Neraka ini terlalu nyata di mimpi kecilku"
Tanpa ada jawabnya
Sampai tipis ia terus bertanya
Sejuta perasaan membentuk ceruk air
Kekehan penipu ulung dari putra Adam
Menjalin benang yang memekikkan salah
Hilang di kala hujan yang turun saat langit kelabu
[||Dwiyasti||]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar