Selasa, 15 Maret 2016

CBP Camp: Kelahiran Bonafide


Ah, akhirnya ada kesempatan buat nulis lagi~

Jujur, kayaknya aku udah termasuk generasi yang terbuai instagram dan line gitu. Generasi yang udah mulai lupa esensi menulis panjang lebar baik di duta maupun dumay.

Ih, jadi flashback kan :(

Aku baru sadar beberapa waktu ini (jangan tanya ukuran beberapa waktu buat aku itu segimana), blog ini terdedikasikan sebagai blog puisi gitu. Well kayaknya ini akan kembali jadi blog campur sari, deh. Ada curhat, ada review, ada puisi, ada lirik, tapi kayaknya kembali lebih banyak bapernya.


Oke, sekarang aku akan menulis mengenai sebuah kegiatan yang tidak pernah aku alami selama hampir 12 tahun bersekolah di sekolah yang sama: kemping! 
Betul, nggak pernah aku ngerasain kemping itu kayak gimana. 


Tunggu, kemping atau camping? Masa bodoh ah awas aja kalo ada reader yang komen soal gituan. Jadi, dibahas dulu disini kalau aku maunya pake istilah kemping. Yang protes dicium Nengmas Taman Lawang :(

Di sekolahku pernah nggak ada pramuka sama sekali. Jadi nggak ada kegiatan yang identik dengan menginap bersama. Ada, sih, Almapala. Tapi, itu juga baru aktif kembali bersamaan dengan pramuka saat kepseknya dijabat oleh kepsek paling care dan pengertian sekarang. Cielah, tapi memang benar. Kepsek sekolahku yang sekarang kekinian banget sampe bikin aku yang muda ini ngerasa kuno kadang-kadang :|

Tapiii, kegiatan kemping ini di luar pramuka, almapala, dan OSIS. Ini acara murni dilaksanakan oleh pihak sekolah dalam rangka memotivasi seluruh siswa kelas 11! Nama acaranya,CBP Camp. Cageur Bageur Pinter Camp.

Fyi, itu merupakan slogan hampir di seluruh sekolah di Bandung Timur dan sekitarnya. Artinya sendiri pun merupakan sehat, berakhlak baik, dan pintar. Mengapa pintar ditaruh paling akhir? Karena, kepintaran tidak ada apa-apanya dibanding jiwa dan raga yang sehat.

Tagline acaranya pun amboi sekali~ 

Merubah generasi kepompong menjadi generasi bintang 

Mungkin agak kurang tepat sama yang aslinya dikarenakan ingatan jangka panjangku yang parah, tapi intinya tujuannya membuat para murid kelas 11 bermetamorfosis menjadi generasi yang matang secara keseluruhan untuk menyambut masa depan yang kami tentukan sendiri.

Woo... kedengarannya jadi terlalu serius ya. Tapi, memang seserius ini dengan bumbu-bumbu have fun. Kami belajar sambil bermain gitu.

Selama dua hari satu malam, dimulai dari tanggal  12 Maret 2016, dimulailah momen bersejarah untuk anak-anak SMA kelas 11 di sekolahku. Beneran, deh, kita menginap bareng-bareng di kelas (cowok cewek dipisah, dong). Pas malamnya itu, kita beberapa kali ngibulin guru yang patroli nanyain udah tidur apa belum karena kita masih diskusi antar cewek. Ngomongin siapa aja cowok yang kami suka. Curiga sih, anak cowok yang nginep di kelas lain ngomongin hal yang sama dan seperti lebih-lebih.

Yang paling berkesan itu saat tiga acara: Cooking Time dan Art Performance. Kekompakan kelas tuh jadi modal utama kita mau mensukseskan acara tersebut. Awal-awalnya, kelasku XI-IPA1, udah pesimis duluan soalnya dulu kita pernah dicap kelas pecah belah saking nggak bisa kompaknya. Kami pun berkali-kali ganti nama kelas; Scienza Uno, Victorioso Uno, sampai akhirnya sebuah nama diusulkan dan disetujui menjadi nama kelas kami sekarang;

BONAFIDE
Born as Fighter Till Da End  

Keren, kan? Amboi banget, kan? Anak kelasku pun sepertinya antusias banget menyebutkan nama kami saat ada yel-yel kelas. 

Tahu, ngga, nama itu ternyata mantra buat kelas kami. Guru biologi kami yang saking care-nya jadi terlihat galak mengkritik kelas pecah belah kami. "Ganti nama kelasmu! Scienza Uno? Sains satu?Bikin yang ada artinya!" Dan taraaaaa~ Inilah kami sekarang. Thank you so much Mr., we love you!

Gila, kami niat banget. DI saat anak kelas lain memakai baju kelas yang waktu tahu lalu, kami saling tagih menagih untuk membuat baju baseball bertuliskan Bonafide di depan dan #1 besar-besar di belakang. Yang cewek berwarna putih, yang cowok berwarna hitam. Bikin gebetan kelas yang diincer tambah keren aja  (hehehe).

Klimaks dari kekompakan kita ini adalah saat pengumuman juara. Sebenarnya, kebersamaan kami pun sudah cukup. Kami tak meminta apa-apa lagi selain kenangan ini. Tapiiii, rupanya hal itu tak cukup sampai situ. Kami memnangkan seluruh cabang perlombaan CBP Camp ini! Cooking time, Art Performance, dan Kelas Terheboh! Nggak percuma kita ganti suasana dari sunda banget tiba-tiba metal dugem, yang sempet dikhawatirin bakal dihentikan paksa sama panitia.

Jujur banget kita nggak ngeharapin menangin apapun. Tapi, perasaannya itu lho saat perwakilan kelas mengambil hadiah ke panggung, dijabat tangan oleh kepsek, dan difoto untuk dokumentasi, bangganya itu seperti dapat medali emas. Padahal, kita cuma dapat tiga parsel snack yang dimakan bareng nikmatnya jadi hularbizaza. Mungkin, ini karena kami tidak pernah menang sebelumnya. Kami tidak terlena oleh kemenangan, tetapi pada akhirnya kami terpacu oleh kekalahan yang sebelumnya. Inilah siklus juara kami.

We totally proud of ourself. Kami tidak membanggakan diri sendiri akan kemenangan itu. Kami membanggakan diri kami. Tidak ada aku dalam kami karena aku sudah melebur menjadi suatu kesatuan yang tak tergoyahkan.

Welcome to the world, Bonafide's butterflies!

Temukan abang-abang penjaga villa di sini

Pasukan rempong kelas habis yoga pagi


Beunget habis ngemetal, ngedugem, dan ngedangdut

Foto para jajaka akan menyusul~

Tidak ada komentar: